Laporan Kinerja, Perubahan Perjanjian Kinerja, Rencana Aksi, Renja Perubahan 2020
Peserta kuliah kerja nyata (KKN) tematik gelombang 104 Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar wilayah Soppeng 2 menggelar pelatihan pembuatan hand sanitizer dari Nira Aren (Tuak), di Aula Kantor Kelurahan Lapajung, Kabupaten Soppeng, Selasa (04/8/2020).

Meningkatnya permintaan akan hand sanitizer seiring pandemi Covid-19 ini memicu inovasi dari Mahasiswa KKN 104 Universitas Hasanuddin Wilayah Soppeng 2, dengan membuat hand sanitizer dari bahan dasar Nira Aren (Tuak) yaitu minuman beralkohol khas Bugis.

Program ini didasari akibat bahan baku alkohol sangat terbatas dan harganya semakin melambung tinggi seiring pandemic ini, sehingga pihak Mahasiswa melakukan terobosan dengan menggunakan bahan Tuak Pahit, untuk digunakan sebagai bahan utama pembuatan hand sanitizer.

Untuk bahan bakunya sendiri diambil dari Desa Mattabulu, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Untuk kecamatan lalabata, desa yang memproduksi gula aren yaitu Desa Umpungeng dan Desa Mattabulu maka daerah ini sebagai target untuk berkolaborasi bersama BUMDes untuk bisa membuat sendiri hand sanitizernya.
Kegiatan Pelatihan Hand Sanitizer ini dilakukan di Aula Kantor Kelurahan Lapajung, Selasa . Kegiatan dibuka oleh Lurah Lapajung serta turut hadir pihak BUMDes Umpungeng dan Mattabulu dan para perangkat kelurahan lapajung.
Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa teknik yang merupakan peserta KKN tematik Soppeng 2 menjadi instruktur, yakni Jasmin Elza, (Departemen Teknik Geologi) dibantu dengan tim posko KKN Wilayah Soppeng 2.

Proses Pembuatan Hand Sanitizer dari Nira Aren (Tuak)
Untuk membuat hand sanitizer ini sederhana, dengan menggunakan bahan baku yakni etanol dari fermentasi tuak, aloe vera, ekstrak daun sirih serta essential oil.
Langkah yang dilakukan adalah penyediaan wadah dengan volume 5 liter. Kemudian masukkan tuak dengan kandungan etanol 78% yang telah di simpan selama 7 hari pada suhu kamar. Perbandingan antara etanol tuak dengan ekstrak daun sirih yaitu 4:1. Empat liter etanol tuak dan 1 liter ekstrak daun sirih. Kemudian ditambahkan aloe vera sebanyak 250 gram yang telah dihaluskan. Serta menambahkan minyak essensial dari tea tree untuk menetralisir aroma khas dari tuak pahit tersebut.
Hand Sanitizer yang diproduksi itu kemudian dikemas dalam kemasan botol 60 ml. Semoga dengan adanya pelatihan pembuatan hand sanitizer dari tuak ini dapat menjadi suatu produk kearifan lokal di tengah pandemic covid-19 ini.
Lurah Lapajung


Sumber lain : https://www.pojoktimur.com/2020/08/peserta-kkn-unhas-di-soppeng-gelar.html?m=1