Potensi Wilayah

Kecamatan Lalabata terdiri dari 7 kelurahan dan 3 desa yang masing-masing memiliki kelebihan dan keunikan sendiri. Hal tersebut yang menjadikan Kecamatan Lalabata memiliki potensi yang menguntungkan.

  1. Kelurahan Lalabatarilau

Kelurahan Lalabata Rilau memiliki banyak komuniti pangan seperti kemiri, pangi, dan kakao.

Selain itu, terdapat produk olahan kue seperti borasa, roti-roti, dan pipang

2. Kelurahan Lemba

POTENSI PANGANAN LOKAL DI WILAYAH KELURAHAN LEMBA

NO NAMA PANGANAN LOKAL ALAMAT KET
1 KRUPUK BAWANG JL. KAYANGAN  
2. ABON IKAN JL. KAYANGAN  
3. KRUPUK JINTANG JL. KEMAKMURAN  
4. KACANG TELUR JL. LOMPO  

TEMPAT WISATA DI KELURAHAN LEMBA

NO NAMA TEMPAT WISATA JENIS WISATA LOKASI
1 2 3 4
1.   Triple 8 Wisata Kuliner Dan Penginapan   Lompo  
2. The Drip Wisata Kuliner   Jl. Kemakmuran
3. Daffa Wisata Kuliner   Jl. Kemakmuran
4. Grand Ashia Akomodasi Hotel Jl. Kemakmuran

Triple 888 salah satu Ikon Kunjungan wisata di kelurahan Lemba yang menyediakan makanan dan Miuman, selain itu juga dilengkapi dengan Penginapan

HOTEL GRAND ASHIA

Salah satu Hotel yang cukup besar di Wilayah Kelurahan Lemba adalah Hotel “GRAND ASIA” yang terletak di Jalan Kemakmuran, menjadi salah satu tempat menginap yang representatif di Kab. Soppeng

LA DAFFA CAFE

LA DAFFA café Dan Coffe yang terletak di Jalan Kemakmuran Kel. Lemba, menjadi tempat nongkrong bagi tamu-tamu baik dari dalam maupun luar kabupaten dengan tempat yang cukup strategis.

THE DRIP

The Driff salah satu café  yang terletak di Jalan Kemakmuran Kel. Lemba, menjadi tempat nongkrong bagi anak-anak muda karena lokasi yang strategis di tengah kota dan dipinggir sungai.

3. Kelurahan Bila

Kelurahan bila merupakan salah satu dari 7 kelurahan yang terdapat pada kecamatan lalabata, kabupaten soppeng. Luas wilayah : 3.200 km². Jarak pusat pemerintahan kecamatan  : 1 km². Jarak dari ibukota kabupaten : 1 km². Jarak dari ibukota kabupaten : 1 km². Jarak dari ibukota provinsi : 174 km². Jumlah penduduk : 7.904 jiwa. Laki-laki : 3.833 jiwa. Perempuan : 4.701 jiwa.

Kelurahan bila terdiri dari 3 lingkungan yaitu :

  1. Lingkungan Bila
  2. Lingkungan Sewo
  3. Lingkungan Jerae

Potensi data unggulan yang ada di Kelurahan Bila yaitu Gula Merah, Madu dan Kemiri yang berada di lingkungan sewo. Sedangkan Produk Lokal dan penganan yang ada di Kelurahan Bila ada beberapa jenis yaitu Kue Apang Tuak, Kue Borasa, Goreng-goreng Jantung Pisang, dan pemanfaatan lahan pekarangan berupa sayur-sayuran sawi yang diolah menjadi kerupuk sawi.

4. Kelurahan Botto

Kelurahan Botto merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan lalabata kabupaten soppeng Provinsi Sulawesi selatan Yang memiliki Dua Lingkungan yaitu Lingkungan Masewali Dan Lingkungan Biccuing dengan luas  1.547 Ha Dengan pemanfaatan lahan di kelurahn botto di gunakan sebagai area pemukiman, peribadatan,pendidikan,kesehatan, dan ruang terbuka hijau yang terdiri atas lapangan,perkebunan dan persawahan,Dan sebahagian besar penduduk kelurahan botto bermata pencarian sebagai petani,pekebun,peternak,pedagang,Tukang ojek,pegawai negeri/TNI/Polri  Dan Berpotensi juga sebagai penghasil Gula Aren,Kemiri,Cengkeh Dan kaloa yang terletak di lingkungan Biccuing RT 002/RW 002 Taletting  hasil bumi lainnya,Serta memiliki Kawasan Hutan Lindung di pegunungan yang terletak di daerah Bila tungke.e,Biccuing,Lempo bakke Dan Taletting kelurahan botto juga merupakan lokasi tempat Wisata yang sangat Khas yaitu Taman kalong,dimana pada siang hari dapat dilihat jelas Kalong  ( kalelawar ) yang bergelantungan di pepohonan di sekitar taman tersebut. Kelurahan Botto juga memiliki lokasi  villa bersejarah yaitu VILLA YULIANA di mana cerita villa tersebut  adalah tempat persinggahan para ratu-ratu dari belanda. Tetapi dibalik bangunan arsitektur Eropa yang bercampur bugis tersebut menyimpan banyak sejarah panjang yang membalut ‘’Kota Kalong” ini. Villa tersebut dibangun bangsa kolonial Belanda mulai tahun 1905 dan diresmikan pada tahun 1906. Villa Yuliana merupakan bangunan bersejarah peninggalan pemerintah hindia belanda yang berdiri lebih dari seabad silam yang letaknya sangat strategis dan berdekatan dengan Rumah jabatan Bupati yang hanya di batasi pagar tembok dan ruas jalan dengan posisi tepat di jantung Kota Soppeng yang memiliki Aspek Budaya yang sangat berkualitas. Masyarakat Kelurahan Botto memercayai apabila terkena kotoran kalelawar, maka akan memiliki jodoh orang Soppeng. Memang terdengar seperti mitos, tapi banyak orang yang sudah membuktikan sendiri kisah ini.

Keindahan pusat kota Watan Soppeng yang merupakan wilayah Kelurahan Botto
Mesjid Agung Darussalam yang terletak di jantung kota Soppeng
Villa Yuliana dan Taman Kalong
Hasil Kebun

5. Kelurahan Lapajung

Kelurahan Lapajung merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Lalabata. Kelurahan Lapajung terdiri dari dua lingkungan yakni Lingkungan Malaka dan Lingkungan Lapajung.  Kelurahan Lapajung memiliki Kelompok Wanita Tani yang bernama “KWT Massumpungloloe”. Dinamakan Massumpngloloe karena anggota dari kelompok wanita tani tersebut kesemuanya memiliki hubungan kekeluargaan, dimana melalui kelompok ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi para anggotanya  juga diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi diantara para anggotanya.

Ternyata dengan berjalannya waktu, kelompok wanita tani tersebut betul-betul memberikan dampak positif bagi para anggotanya. Dari kerja keras yang dibangun oleh para anggotanya, mereka akhirnya dapat mengolah hasil dari tanaman yang mereka tanam.

Adapun hasil olahan kelompok wanita tani “KWT Massumpungloloe” sebagai berikut :

  1. Marning Jagung, yang bahan dasarnya dari jagung
  2. Keripik pisang, bahan dasar dari pisang
  3. Tepung Mokaf, yakni tepung yang dibuat dari bahan dasar singkong
  4. Kue Pai yang bahan dasarnya berasal dari tepung Singkong.

6. Kelurahan Ompo

Kelurahan Ompo merupakan salah satu kelurahan dari 10 ( Sepuluh) Desa / Kelurahan yang ada di kecamatan lalabata Kabupaten Soppeng, Kelurahan ompo terdiri atas 2 (dua) Lingkungan yaitu lingkungan ompo Dan lingkungan lawo. Kelurahan ompo adalah kelurahan dengan potensi pertanian dan merupakan kawasan wisata. Berikut gambaran sejarah perkembangan kelurahan ini. Awalnya kelurahan ompo Kelurahan ompo merupakan sebuah Desa dikecamatan Lalabata yang di pimping oleh Bapak Abd. Rahman, Kemudian Priode selanjutnya desa ompo mengalami perubahan menjadi wanua ompo yang di pimping oleh bapak B. Nur, Pada saat pemerintahan bapak B. Nur Desa ompo terdiri dari 4 Lingkungan yaitu Lingkungan Madello, Lingkungan Ompo, Lingkungan Lapajung, Lingkungan Salokaraja, Selanjutnya setelah diadakan pemekarannya Meliputu Kelurahan Ompo, Kelurahan Lapajung, Kelurahan Salokaraja. Lurah Pertama Kelurahan Ompo di pimping oleh Bapak M.Aras Upe, di priode berikutnya dipimping oleh Bapak Andi Asin. BA, Periode Berikutnya di pimping oleh Bapak Andi Hasanuddin Sampai Tahun 1990, Kemudian periode Tahun 1990 sampai 2012 di Pimping oleh bapak M. Arief, S.Sos Kemudian tahun 2013 sampai 2019 dipimping oleh Bapak A. Akmal Hasnan Ramli, S.STP, Ibu A. Wirna Risfani, S.Sos Menjadi lurah pada periode selanjutnya Sampai sekarang.

BATAS WILAYAH KELURAHAN OMPO
SEBELAH TIMUR : Kelurahan Salokaraja
SEBELAH UTARA : Desa Pesse
SEBELAH BARAT : Desa Mattabulu
SEBELAH SELATANG : Kelurahan Lapajung
  1. Luas Wilayah Kelurahan Ompo

Luas wilayah Kelurahan Ompo sekitar 2328 Km2. Sebagai tempat tinggal dan merupakan kawasan wisata dan juga potensinya adalah pertanian (sawah) dan, ada juga sebagian kecil penduduk yang pedagang dan berternak, namun luas Penggunaan lahan yang begitu signifikan, hanya di sekitar rumah saja.  

  • Kedaan Topografi

            Kelurahan ompo terletak pada dataran renda dimana sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 1500 – 2000 M di atas prmukaan laut dengan permukaan topografi bergelombang.

Secara Umum keadaan topografi kelurahan ompo adalah daerah daratan.

Iklim dan Tanah

Iklim Kelurahan Ompo sebagaimana/ kelurahan lain di wilayah indonesia beriklim tropis dengan 2 musim, yakni musim hujan dan kemarau. Tipe tanah di kelurahan ompo berstektur pasir dan Liat (gomosol dan alufial) dengan iklim curah hujan yang dapat di golongkan sebagai berikut:

  • Curah Hujan antara 500 -1000 mm/ tahun terjadi pada bulan agustus, September, Oktober, februari, dan maret.
  • Curah hujan antara 1000 – 2000 mm/ tahun terjadi pada bulan desember, januari dan maret.
Padi

7. Kelurahan Salokaraja

  • Data Potensi Unggul yang ada di Kelurahan Salokaraja yaitu Sektor Pertanian Dengan Wilayah Pertanian ± 1.519 Hektar.
  • Data penerima Rastra dan kartu BPNT  tahun 2019

DATA PENERIMA KARTU BPNT KELURAHAN SALOKARAJA

Yang telah menerima kartu BPNT Penerima Rastra Bukan penerima Rastra 35 orang 18 orang 17 orang
Penerima Rastra yang  belum menerima kartu BPNT   64 orang
Usulan penambahan 2 orang

 DATA PENERIMA RASTRA KELURAHAN SALOKARAJA

Penerima Rastra APBN 82 orang
Penerima Rastra APBD 20 orang
jumlah 102 orang
  • Data  penerima PKH sejumlah 48 orang
  • Data Produk Lokal dan penganan yang dimiliki masyarakat Kelurahan Salokaraja
  • Pembuatan kue bolu cukke
  • Pembuatan kue kering (kue mentega)
  • Pembuatan krupuk bantal
  • Pembuatan kerupuk bawang
Lahan pertanian di musim kemarau
Produk lokal Panganan

DESA MACCILE

DESA UMPUNGENG

DESA MATTABULU

Dukungan Mentor untuk Proyek Perubahan RUMAH POLA
Dukungan Bupati Soppeng untuk Proyek Perubahan RUMAH POLA
Dukungan masyarakau untuk proyek perubahan RUMAH POLA
Dukungan petani untuk proyek perubahan RUMAH POLA